Rabu, 25 Februari 2015

Mengkaji Lepuhan Atau Blister

Mengkaji Lepuhan
(Blister) Dalam Proses Bekam
(Saeful Bachri)

– Sedikit mengulas tentang kekhawatiran para terapis bekam dan begitu juga pada pasien bekam yang mengalami keluar cairan seperti cacar setelah dibekam, pada umumnya keluar pada titik bekam tertentu saja tidak pada keseluruhan titik yang di lakukan pembekaman.
Pada ilmu kedokteran cina, gejala ini dikatakan adanya blister/lecat atau lepuhan pada bekas titik bekam. Menurut pengobatan cina ini menggambarkan kondisi gangguan gas yang parah pada tubuh seseorang. Terkadang terdapat darah tipis pada blister tersebut yang merupakan reaksi gas panas karena toksin.
Catatan penulis :.Pada proses cupping ala cina tidak adanya pengeluaran darah selama penanganan,jadi kemungkinan besar terlalu lama dalam proses bahkan terlalu kencangnya penghisapan alat cupping menjadi penyebab.

Menurut situs Brc cibaduyut
Rupa dari cairan yang tertahan kulit ini seperti gelembung atau cacar, dalam dunia medis gejala seperti ini disebut dengan transudat. Transudat ini pada umumnya terjadi karena proses penyedotan kulit pada titik bekam oleh alat bekam/gelas bekam terlalu lama, umumnya lebih dari waktu 15 menit penyedotan.

Menurut assabil holy holistik
Apa Hubungan Blister dengan Kelainan Gas dalam Tubuh atau Reaksi Gas Panas Toksin?
Kembali ke pertanyaan di atas, benarkah blister ini muncul karena gangguan gas yang parah dalam tubuh dan reaksi gas panas toksin seperti yang dianalisis di beberapa situs internet? Tak dijelaskan, apa yang dimaksud dengan pengertian gas dalam tubuh, apalagi gas panas toksin. Mungkin istilah gas dalam tubuh yang lebih tepat dalam kajian anatomis fisiologis ialah oksigen dan carbondioksida. Wallaohu a’lam. Kalau yang dimaksud blister adalah reaksi gas dalam tubuh, apalagi dijustifikasi dengan istilah “yang parah”, tentu gelembung itupun berisi semacam gelembung udara seperti halnya gastric yang menekan fundus gaster untuk penderita gastritis. Nyatanya berisi cairan bening dan tak dapat membeku. Jika itu merupakan reaksi gas panas toksin, apa hubungan toksin dengan cairan extracellular yang muncul? Agak sulit dicari kaitannya.
Hubungan Blister dengan Bekam
Hubungannya dengan proses bekam, kemungkinan yang paling akurat ialah adanya inflamasi saat dilakukan penyedotan kulit yang ditandai dengan beberapa gejala seperti peningkatan dolor, calor dan rubor di bagian kulit yang disedot. Gejala inflamasi dan efek yang ditimbulkannya hanya sedikit jika penyedotan hanya beberapa menit. Sebaliknya, jika penyedotan dilakukan cukup lama, taruhlah lebih dari 30 menit, maka gejala dan efek inflamasi akan meningkat pula, sehingga muncul blister yang dimaksud.
Memang seorang pembekam tidak membutuhkan waktu hingga 30 menit untuk satu titik secara terus-menerus. Taruhlah 5 sampai 10 menit. Tapi bukankah penyedotan satu titik diulang-ulang hingga beberapa kali. Maka silahkan dikalikan, maka itulah hasil akumulatif waktu penyedotan.
Sementara tidak sedikit pembekam yang membekam dengan titik yang banyak secara sekaligus pada satu waktu. Penyelesaian titik pertama hingga titik terakhir, taruhlah titik kesepuluh, tentu membutuhkan waktu yang lama, bisa lebih dari 15 menit. Padahal jenis tindakan untuk satu titik meliputi: (a)Antisepsi kulit (b) penyedotan pertama (c)Pelukaan (d)Penyedotan kedua (e)Pembersihan darah pertama (f)Penyedotan ketiga (g)Pembersihan darah kedua (h)Pembersihan luka. Dengan 8 jenis tindakan, rasanya tak cukup dikerjakan selama jangka waktu yang singkat. Sekali penyedotan untuk satu titik, ditambah lagi banyak titik dalam sekali proses pembekaman secara sekaligus, tentu akan mengakibatkan inflamasi yang berat di kulit.

kesimpulan assabil holyholystik
Harap tidak membekam dengan banyak titik pada waktu yang bersamaan. Kalaulah harus membekam dengan banyak titik, lakukanlah secara bertahap. Seumpama jumlah titik ada 8 titik, maka lakukanlah 4 titik terlebih dahulu, jika sudah selesai lakukanlah 4 titik berikutnya.
Secara teknis jika muncul blister, tusuklah blister dengan lancet atau jarum steril dengan posisi miring, tekan menggunakan kasa steril dan bukan tissue hingga semua cairan keluar, lalu teteskan antiseptic iodine dan minyak habbah sauda’. Tak jarang praktisi bekam membiarkan blister mengempis sendiri, yang akibatnya dapat menimbulkan infeksi, atau kulit terlihat lebih gelap sesudah kesembuhannya. Setidaknya, satu kebodohan tak perlu ditimpali dengan kebodohan berikutnya.

Kesimpulan penulis(berdasarkan kajian lapangan):
-Lakukan Proses Bekam dengan memperhatikan efektifitas waktu.
-Perhatikan tekstur dan dan tipe kulit klien
-lakukan hisapan alat bekam sewajarnya

Untuk informasi Bekam  hubungi :

Rumah Sehat Thera Afiat
Jl. Kelapa Sawit Blok D/D No. 15
Samping Pusat Kajian Al Quran dan Informasi Islam
Kelapagading
Jakarta Utara

Telp./WA  08111494599
08788 3171247
Pin 28303BAC

Source:


Tidak ada komentar:

Posting Komentar