Jumat, 14 Juni 2019

Bekam VS Lemak Jahat Kuliner Lebaran




Bekam VS Lemak Jahat

Seminggu setelah lebaran Idul fitri telah berlalu, bagi yang sensitif tubuh sudah terasa pegal di tengkuk karena pada saat perayaan lebaran  banyak  makan  makanan yang banyak mengandung kolesterol seperti  bakso,  opor, rendang, gecok,  goreng-gorengan, kue atau aneka makanan yang bersantan, dan mengandung minyak atau lemak.

Lemak seringkali dituding sebagai penyebab naiknya berat badan sehingga orang akan menghilangkannya dari daftar pola makan. Padahal, kita juga butuh lemak agar diet yang kita lakoni berjalan sukses.

Pelatih nutrisi Max Lugavere mengatakan, tidak ada lemak yang diciptakan buruk untuk kesehatan, justru manusia lah yang membuatnya menjadi tidak sehat untuk dikonsumsi.

Menurutnya, lemak yang baik memiliki stabilitas kimia, mengalami pemrosesan minimal dan mengandung senyawa bermanfaat lainnya.

Contoh makanan mengandung lemak baik yang mudah ditemui misalnya minyak zaitun extra-virgin, minyak alpukat dan minyak kelapa.

Buah alpukat dan lemak ikan seperti salmon liar, sarden, makarel - daging sapi yang diberi makan rumput, omega-3 atau telur dari ayam organik juga mengandung lemak baik.

Bahkan, minyak MCT atau suplemen yang sering ditambahkan ke smoothie, bulletproof coffe atau kopi mentega dan salad juga mengandung lemak baik.

Di sisi lain, lemak yang buruk untuk kesehatan memiliki ketidakstabilan kimia, mengandung lemak trans, serta rasio omega-3 dan omega-6 yang tidak seimbang.

Lemak juga dikatakan buruk bila mengalami ekstraksi panas dan kimia, disuling, dibuat lebih bening, dan proses deodorisasi.

Makanan megandung lemak "jahat" sangat mudah kita temui, dan biasa digunakan untuk menyiapkan makanan yang disukai banyak orang. Jenis lemak jahat ini antara lain minyak kanola, minyak biji anggur, minyak jagung, atau minyak kedelai.

Minyak sawit, minyak bunga matahari, minyak safflower, minyal lobak dan saus yang digunakan untuk salad juga kerap mengandung lemak jahat.

Menurut Lugavere, lemak jahat sudah mengalami pemrosesan tinggi dan mengandung kadar lemak trans yang signifikan atau hampir lima persen.

Riset dari Harvard yang dilakukan oleh Dr. Guy Crosby membuktikan minyak canola mengandung level lemak trans yang sangat rendah seperti halnya semua minyak yang telah mengalami proses deodorisasi.

Proses deodorisasi adalah proses terakhir untuk memurnikan minyak nabati.

Namun, jangan takut untuk mengonsumsi lemak jahat ini. Kita hanya perlu memperhatikan dosisnya.

Mengonsumsi lemak jahat dalam jumlah kecil tetap aman untuk tubuh kita. “Namun sayangnya ketika menyangkut memasak dan mengemas makanan, jumlah yang digunakan selalu besar,” kata Lugavere.

Mengonsumsi lemak trans terlalu sering dapat memicu berbagai penyakit kronis, bahkan kematian dini. Bukan cuma itu, konsumsi lemak ini juga bisa mengurangi daya ingat.
Sourcelifestyle.kompas .com

Solusi terlalu banyak makan makanan yang mengandung lemak adalah Puasa Syawal sebagai solusinya dan sangat di Sunnah kan untuk di lakukan untuk menenangkan tubuh kembali, namun selain itu bisa juga lakukan terapi preventif dan promotif dengan melakukan bekam.

Untuk bekam daerah Jakarta utara bisa hubungi :

Rumah  Sehat Thera Afiat
Jln. Kelapa Sawit Raya Blok Dd No.15
Kelapa Gading.
Jakarta utara.
Telp.   08111494599
087883171247

Tidak ada komentar:

Posting Komentar